 LEBIH dari 500
 aktivis mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang terdiri 
dari pimpinan organisasi intra mulai dari tingkat universitas hingga 
jurusan, demikian pula unit kegiatan mahasiswa (UKM) dan Lembaga Semi 
Otonom (LSO), mendapat kesempatan berdialog dengan CEO MNC Group Hary 
Tanoesoedibjo tentang ekonomi kreatif pada pembukaan Latihan 
Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM), Jumat (10/10) di UMM Dome.
LEBIH dari 500
 aktivis mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang terdiri 
dari pimpinan organisasi intra mulai dari tingkat universitas hingga 
jurusan, demikian pula unit kegiatan mahasiswa (UKM) dan Lembaga Semi 
Otonom (LSO), mendapat kesempatan berdialog dengan CEO MNC Group Hary 
Tanoesoedibjo tentang ekonomi kreatif pada pembukaan Latihan 
Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM), Jumat (10/10) di UMM Dome.Kehadiran Hary Tanoe didasari atas kiprahnya yang di usia muda telah melanglang buana dalam bisnis nasional maupun internasional. Karena itu, menurut Rektor UMM Dr Muhadjir Effendy MAP, Hary Tanoe dipandang bisa menjadi role model anak muda sukses yang bisa menginspirasi aktivis mahasiswa UMM.
      Lebih dari itu, lanjut Rektor, ayah Hary Tanoe, yaitu Ahmad Tanoesoedibjo adalah salah satu pendiri Persatuan Islam Tionghoa Indonesia
 (PITI) yang sangat dekat dengan Muhammadiyah. “Jadi kehadiran mas Hary 
di UMM ini hanya meneruskan tradisi ayahnya saja,” ungkapnya. 
Membenarkan ungkapan Rektor, Hary Tanoe mengakui, bahwa sewaktu ia masih
 kecil rumahnya sering menjadi tempat pengajian Muhammadiyah. 
      Dalam
 paparannya, Hary berulangkali mengajak mahasiswa UMM agar terlibat 
dalam ekonomi kreatif. Bagi dia, ekonomi kreatif adalah bisnis yang 
paling menarik dan menjanjikan, karena hanya dengan modal yang sedikit, 
bisa mendapatkan nilai tambah yang berkali-kali lipat. “Yang terpenting 
dari ekonomi kreatif adalah skill dan kreativitas, dan saya yakin 
mahasiswa sudah memiliki modal tersebut,” ujar peraih gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Kanada ini.
 Beberapa
 bisnis yang bisa menjadi lahan ekonomi kreatif, kata Hary, di antaranya
 yaitu karya lukis, film, video, fashion, animasi, demikian pula segala 
hal yang berkaitan dengan internet. Bahkan menurutnya, ekonomi kreatif 
bisa masuk dalam setiap lini maupun bidang studi.
      Ajakan Hary itu dilatari oleh situasi Indonesia yang ia pandang memiliki potensi yang berserakan, namun tidak diimbangi dengan jumlah entrepreneur yang memadai. Ia mengatakan, untuk menjadi negara maju, setidaknya jumlah  entrepreneur harus
 mencapai dua persen, sementara Indonesia angkanya masih jauh di bawah 
itu. “Karena itu, ini kesempatan bagi mahasiswa UMM untuk masuk dalam 
wilayah itu, selain bisa meningkatkan perolehan pajak, sekaligus bisa 
memperluas lapangan kerja,” papar Ketua Persatuan Indonesia (Perindo) 
ini.
      Di UMM sendiri, sebenarnya nuansa entrepreneurship sudah
 sangat terasa, di antara terlihat dari banyaknya unit bisnis yang 
didirikan UMM, di antaranya yaitu Hotel UMM Inn, Rumah Sakit UMM, Pom 
Bensin UMM, Taman Rekreasi dan Sengkaling Food Festival, bengkel mobil 
dan motor, dan masih banyak lagi. Selain itu, UMM juga selalu mendukung 
mahasiswanya untuk mengembangkan wirausaha kreatif selagi kuliah, di 
antaranya melalui gelaran Pesta Wirausaha Mahasiswa yang diadakan 
tahunan.
     
 Lebih lanjut, ke depan, Hary menyebut bahwa MNC Group siap bekerjasama 
dengan UMM, baik dalam hal magang kerja maupun pengembangan entrepreneurship mahasiswa.
 Kerjasama UMM-MNC diperkirakan bisa terjaga dengan baik lantaran 
Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq yang juga hadir pada kegiatan 
ini merupakan alumni UMM. (han)
Sumber: umm.ac.id 

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar